-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MY SPIRIT

Saturday, July 21, 2012 | Saturday, July 21, 2012 WIB Last Updated 2012-08-26T01:40:30Z

Minggu, 10 Juni 1990 adalah hari kelahiranku di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Aku yang saat itu masih belum mengenal kehidupan duniawi, Aku yang saat itu masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tuaku, dan aku yang saat itu belum bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuaku tak pernah berfikir ataupun membayangkan bahwa kelak aku akan beranjak menjadi laki-laki dewasa yang tak mengenal sosok seorang Ayah.
Saat umurku kurang lebih sekitar 3 tahun, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri pertikaian antara kedua orang tuaku yang mengakibatkan ikatan hubungan mereka berdua terputus. Aku yang saat itu belum bisa memahami apa yang disaksikan oleh mata
mungilku itu harus merekam pristiwa itu dalam ingatan yang sekarang menjadi kenangan pahit yang tak bisaku lupakan.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa memahami apa yang terjadi diantara kedua orang tuaku dan betapa menyakitkan tatkala aku mengingat kembali pristiwa itu. Aku hidup dengan Bundaku di sebuah gubuk kecil milik nenekku (nenek dari ibuku) di Desa Rensing.
Aku yang mulai tumbuh dan mengenyam pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga aku masuk Sekolah Dasar di Desaku. Mungkin aku saat itu belum bisa mengerti kondisi ekonomi keluargaku karena karena yang aku inginkan hanya untuk sekolah dan mengenyam pendidikan seperti teman-temanku.
Ibuku yang mungkin saat itu berfikir bahwa aku dan Kakakku (Linda Lutfiana) semakin hari akan membutuhkan biaya yang tidak mampu ia penuhi. Hal itu bagiku wajar karena Ibuku yang hanya tamatan Sekolah Dasar itu yang tidak memiliki pekerjaan mana bisa memenuhi kebutuhan kedua anaknya.
Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya untuk mencari nafkah sebagai seorang TKI. Aku dititipkan pada nenek dan Kakaku dititip di Paman dan Bibikku (2 orang yang juga menjadi Orang Tuaku sampai saat ini). Ibuku tidak begitu saja menuaikan hasil, beliau yang bertekad untuk menjadi TKI ke Luar Negeri (Tepatnya di Taiwan) harus menjalani pelatihan dan kursus bahasa mandarin selama 2 tahun di Jakarta.
Sempat ia putus asa selama di Jakarta tetapi berkat keinginan dan tekad beliau yang kuat sehingga beliau berhasil menjadi TKI ke Negara Taiwan.
Dari penghasilan beliaulah biaya hidup dan Sekolahku hingga aku dapat menyelesaikan kuliah D3ku di Akademi Manajemen Informatika Kompter Mataram.
I LOVE and I MISS YOU BUNDA....